Hari Pertama di Sylvasari
12 agustus 2010. Pertama kalinya gw menginjakkan kaki di sebuah tempat di IPB dramaga yang letaknya di sebelah amarilis dan dekat Fakultas Perikanan. Ya, SYLVASARI ! Hari itu adalah jadwal registrasi asrama yang katanya hari dimana kami, sebagian besar snmptners yang beruntung ini wajib untuk mendiami atau menginap di tempat tersebut.
Kesan pertama? Ehem ! hahaha astagfirullah deh. Kayanya gw (dan sepertinya sebagian yang lain) terlalu memandang rendah tempat tersebut. Begini ceritanya;
Setelah mengisi formulir dll, gw mendatangi ruangan yang akan menjadi kamar gw di sana.
“Loh, kok ga bisa dibuka? Ga ada kuncinya pula..”
Lalu gw bertanya pada kakak sr,
“Kaaak, kamar saya kok ga bisa dibuka ya? Ada kuncinya nggak kak?
“Oh emang kamu kamar berapa?”
“102”
“Hmm, yaudah pindah dulu aja ke 101”
Gw pun mendatangi 101
“Oalah, ga bisa dibuka jugaaa !”
“kaaaaaaaaaaaaak”
-----------------------------------------
Ternyataaaa, setelah beberapa lama..
MASUKNYA LEWAT PINTU BELAKANG WOOOOY
Hahaha iya siah bener. Gw ke belakang deh masuk lewat sana.
---
Langkah kaki gw pun semakin dekat dengan si 102
Dan..
JEEEEENG
“ehm.. uhm.. ?#@!%” (tampang rada cangak gt)
Horor..
Ruangan kecil yang berukuran setengahnya kamar astri, bukan berkeramik tapi berubin, gelap, sangat dekat dengan kamar mandi, tidak ada furniture kecuali lemari tua besar yang menempel di sekat antara kamar 102 dan 101. Ew. Gw tidur dimana haha. Bekas kamar laki-laki dan katanya mah orang kehutanan.
Speechless.
Ini mah ga layak buat jadi kamar..
Tapi ternyata ada yang lebih lebay dari gw.
“Itu kayanya kamar bekas gudang beraaaas”
“sereeem kaya rumah hantuuuu”
Oke, haha gw rasa gw bukan orang yang paling lebay.
Akhirnya..
Setelah berpikir agak lama dan smsan dengan teman yang sama nasibnya, gw pun mengikuti sebagian besar jejak mereka (anak-anak snmptn yang kebagian asrama ss) untuk pulang ke rumah masing-masing dan kembali lagi ke sana tanggal 16 Agustus 2010
Hmm, hari itu gw banyak mendengar keluhan.. Ya, kata-kata yang harusnya ngga perlu dikeluarkan, termasuk dari mulut gw. Mereka hanya belum begitu siap.. baik pihak yang menyediakan maupun yang menerima. Belum siap karena mungkin banyak hal yang harus dikerjakan dan agak kaget dengan jumlah mahasiswa baru yang membludak di luar dugaan. Sedangkan si penerima belum siap dengan kondisi seperti itu yang mungkin jauh berbeda dengan yang biasa dialami (di rumah mereka)
Yak, pelanggaran buat gw pada hari itu : Mengeluh ! Tidak bersyukur dan tidak berpikir positif.
Baru tersadarkan lagi, heeeeeeeeey untuk apa lu diajarin segala macem pelajaran hidup selama ini taaaaaan?
Supaya lu tau cara menghadapi berbagai macam kondisi, bisa menerapkannya dan menularkannya pada orang lain !
Haha, hari itu gw gagal..
***